✔ SEREM! Manusia Dulu Menyembah Batu, Latta, Uzza. Sekarang Jabatan, Atasan dan Teknologi - Juragan Do'a -->

✔ SEREM! Manusia Dulu Menyembah Batu, Latta, Uzza. Sekarang Jabatan, Atasan dan Teknologi

Daftar Isi [Tampil]

Zaman Jahiliyah Orang Menyembah Latta, Uzza. Sekarang Atasan, Jabatan dan Teknologi - Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah..

- Tauhid 

 - Berbakti kepada ibu bapak, kemudian

 - Pendidikan tentang moral 

apabila Pendidikan tentang moral sudah tertanam, barulah lihat bakat si anak kemana bakatnya.

Anak Saya kelihatannya dari kecil demen nyamain bedil-bedilan saja, Ah kirim ke Magelang masukkan AKABRI. Tapi dengan syarat tiga itu tadi;

1. Iman sudah tertanam

2. Rasa Bakti kepada Ibu Bapak sudah ada

3. Pnya nilai moral

SEREM! Manusia Dulu Menyembbah Batu, Latta, Uzza. Sekarang Jabatan, Atasan dan Teknologi

Sehingga boleh jadi nanti dia menjadi Jenderal, Jendral yang beriman yang berbakti kepada ibu bapaknya dan punya moral yang tinggi. 

Baca Juga Ceramah Sebelumnya: ✔ PERTAMA Tanamkan Tauhid BARU Hormati Orang Tua

Kan lebih baik rakyat rendah tapi akhlaknya tinggi, daripada pejabat tinggi tapi moralnya rendah.

Jauh lebih baik rakyat rendah punya moral tinggi, ketimbang pejabat tinggi punya moral rendah. Nilai moral ini yang jadi ukuran dan barometer di masyarakat. Yang ini yang sering kita lupakan bahwa kehancuran suatu bangsa dimanapun di dunia.

Ini selalu dimulai dengan bangsa itu sendiri, sekarang membina nilai moral ini berat.

Gadis kita remaja putri diberikan pakaian jilbab, mungkin dia sendiri masih setengah-setengah, ditambah lagi oleh ledekan temennya;

"Ah jilbab bila kuno!"

Kalau rajin masjid bau menyan lah.. Ditanamkan rasa malu untuk hidup dekat dengan agama, kalau moral semacam ini sudah tertanam sedikit demi sedikit, kita mulai mengucapkan selamat tinggal kepada agama. 

Dan kemalangan apa yang lebih dalam kalau kita sudah jauh dari agama ini, bukankah Islam telah menyelamatkan manusia dari penyakit jahiliyah dan membawanya kepada satu kehidupan yang maju dan modern kalau kita tinggalkan Islam ini.

Bukankah artinya kita akan kembali kepada situsaman zaman Jahiliyah, hanya saja jahiliyah itu berada di abad modern, versinya tentu lebih modern. Kalau zaman Jahiliyah dulu mabuknya pakai arak, zaman sekarang sudah macam-macam orang bisa mabuk.

Kalau zaman Jahiliyah dulu anak perempuan dikubur hidup-hidup, zaman modern sekarang kadang-kadang belum sempat lahir kedunia malah sudah dibunuh lebih dahulu. 

Versinya saja yang berbeda!

Kalau di zaman Jahiliyah dahulu, manusia menyembah batu yang bernama Latta, Uzzamannat dan Hubal, di zaman Jahiliyah modern sekarang ini orang sering menyembah Kepala Bagiannya.

Sering menyembah Atasannya, sering menyembah Komputer, sering menyembah Teknologi Modern yang lebih diyakininya daripada Allah sebagai keyakinan sentral di dalam hidupnya.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah...

Jadi yang ketiga nilai Moral yang ditanamkan kepada Anak-anak kita, supaya dia bisa menghadapi tantangan-tantangan hidup yang semakin berat ini, dengan tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai MORAL yang diwarnai oleh jiwa keimanannya, yang bersumber dari ajaran agamanya.

Kemudian yang keempat barulah TATANAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

Apa kata Lukman;

"Ya Bunayya Akimisholah!" 

Setelah TAUHID, berbakti kepada IbuBapak, punya nilai MORAL "Yabunayya akimisholah";

Nak dirikan salat!

Rumah tangga muslim, anak berumur tujuh tahun sudah berani meninggalkan salat, kata Nabi;

Bukan untuk menyakiti untuk mendidik, karena sayang kepada anak. Saudara-saudara kita khawatir betul kepada anak, kalau dia pulang dari sekolah buru-buru kita sebagai orangtua bertanya.

Sudah makan na?

Sudah istirahat nak?

Tapi jarang kita sebagai orangtua melontarkan;

Sudah salat nak? Salat!

Bahkan kita bisa memberikan sugesti kepada anak;

Nak kalau naik kelas 1 sampai naik kelas dua, Bapak beliin sepeda!

Tamat SD

"Nak motor!"

Tamat SMP

"Nak ke Bali kita!"

Tamat SMA

"Nak Singapura!"

Tapi kalau untuk urusan shalat, misalnya kita tidak pernah memberikan sugesti kepada anak-anak kita;

"Nak kalau kau hafal Fatehah lengkap dengan artinya Bapak beliin sepatu roda!"

"Nak kalau kau bisa salat dengan baik, sukup syarat rukunnya, Bapak beliin sepeda!"

Ada rangsangan ada sugesti yang membuat anak lebih tergerak untuk hidup dalam suasana keagamaan; "Yabunayya akimisholah!"

"Nak dirikan salat!"

Sebab ini sandaran vertikal yang paling langsung antara manusia dengan Tuhannya, menyadari bahwa sepanjang yang bisa dilakukan oleh manusia hanyalah berusaha dan berusaha, dan kepastian sepenuhnya ada di tangan Allah.

Baca Juga Ceramah Sebelumnya: ✔ Celaka! Kita Meniru Barat Bukan Teknologinya, TAPI Budayanya

Dengan salat kepribadianmu di perteguh, dengan salat sandaran vertikal mu kepada Allah diperkuat dan padawaktunya nanti Alquran memberikan bimbingan;

"Hendaklah minta tolong kepada Allah dengan sabar dan tetap mendirikan shalat!"

"Ya bunayya akimisholah!"

Setelah itu "Wakmur bil-ma'ruf Wanhaanil munkar" Tegaklah membina yang Ma'ruf, tegaklah mencegah yang munkar"

Ini sikap hidup sudah salat tadi tugas hidup. Lalu sikap hidup, ia tampil di tengah masyarakat membina yang Ma'ruf mencegah yang munkar sesuai dengan kesanggupan masing-masing.

Bukankah setiap kita punyai Kepengen punya anak yang bermanfaat, setidaknya bagi keluarganya. Syukur kalau bisa bagi lingkungannya, bagi masyarakat, bangsa dan Negaranya.

Dan satu diantara tanda orang yang bermanfaat kalau hidup menjadi penganjur yang Ma'ruf dan mencegah yang munkar, dan itu kalau tidak ada hidayah sulit orang mau melaksanakan.

Itu sebabnya ada kecenderungan belakangan ini, dimana agama dianggap urusan pribadi. Sehingga orang lalu sering bilang;

"Jangan bahwa Agama Dah!"

"Tuh kan bukan urusan agama!"

Ini sudah ciri berpikirnya sekuler, jangan bawa-bawa Agama, Agama urusan pribadi. Artinya orang mau salat mau nggak, jangan bilang apa-apa deh. 

Lihat dia mau puasa atau enggak, merdeka saja urusan pribadi masing-masing.

Agama-agama bukan persoalan pribadi, apalagi jikalau sudah menyangkut Amar ma'ruf dan nahi munkar. Siap menegakkan yang baik, mencegah yang munkar untuk tegaknya suatu masyarakat yang diwarnai oleh kebaikan dan terhindar dari segala macam kejahatan.

Terimakasih - Juragan Doa


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel