✔ Mendidik Anak Cara Lukmanul Hakim Dalam Al-Qur'an - Ceramah KH. Zainudin MZ - Juragan Do'a -->

✔ Mendidik Anak Cara Lukmanul Hakim Dalam Al-Qur'an - Ceramah KH. Zainudin MZ

Daftar Isi [Tampil]

Mendidik Anak Cara Lukmanul Hakim Dalam Al-Qur'an - Ceramah KH. Zainudin MZ  | Dan harus saya ingatkan orang di zaman sekarang, tidak mungkin menghantam Islam secara frontal, tidak mungkin mengancam Islam terang-terangan, apalagi mengerahkan satuan militer! Tidak.

Orang berhitung, bagaimanapun kondisi dan kualitasnya umat Islam, mereka masih punya satu modal penting yaitu "Fanatisme Agama"

Kalau ini disulut api, jihad segera berkobar dan hanya maut yang bisa menghentikan orang yang dibakar dengan semangat jihad.

Orang tahu itu betapa unisoviet kedodoran menghadapi mujahidin Afghanistan yang disulut oleh semangat jihad yang berkobar, dengan persenjataan yang primitif ketimbang persenjataan Unisoviet. 

Mereka pantang surut mundur kebelakang, jadi jangan mimpi bahwa orang mau menghantam Islam ini dengan melarang pengajian, meruntuhkan Masjid, menyegel Pondok Pesantren.

Baca Juga Sebelumnya: ✔ Kisah Orang Tua Sholeh Yang Masuk Neraka - KH Zainudin MZ

Tidak melarang orang shalat, tidak! Kalau perlu mesjid diperbanyak, mushola diperbesar. Tapi bikin itu mesjid seperti museum, besar dan megah seperti mercusuar tapi bikin seperti museum tempatnya. Orang kagum, tempat orang memuji, tapi sunyi dari nilai-nilai ibadah.

Saudara-saudara kaum muslimin..

Untuk sampai kepada penghantaran aqidah, jalan yang paling mudah dirintis sekarang ini secara bertahap dan sistematis. Memisahkan umat Islam dari Islamnya, biarkan biarkan mereka bernama muslim, biarkan di atas kartu penduduknya tertulis agama Islam. Tapi tanamkan budaya-budaya yang menyebabkan cara bergaul mereka cara, berumah tangga mereka, cara bertetangga mereka, sampai kepada cara mereka berpakaian, cara mereka bergaul cara mereka, makan dan minum, cara mereka mendidik dan menyekolahkan anak. Sama sekali tidak lagi mencerminkan nilai-nilai yang Islami.

Itu sudah satu usaha yang paling praktis, memisahkan umat Islam dengan Islamnya, kalau sadarlah kita ke arah Ini, usaha orang di zaman sekarang. Maka yang harus pertama kita tanamkan kepada anak-anak kita, didik mereka sesuai dengan jiwa tauhid yang mengkristal di dalam batinnya, meresap sampai ke tulang sumsumnya.

mendidik anak dalam islam seperti lukmanul hakim


Yang tidak akan lepas sampai pun nyawa berpisah dari badannya, akidah itu tidak akan berpisah dari hatinya. Bahkan dia sanggup dengan tegar berkata;

"Lebih baik saya melarat karena mempertahankan Iman, daripada hidup mewah dengan menjual aqidah tauhid"

Garis kehidupan yang perlu kita wariskan kepada anak-anak kita, generasi yang akan datang.

Dahulu ada satu tradisi kalau anak gadis kita dilamar orang, orang lalu bertanya;

Anakmu mau ngelamar gadis saya apa sudah khotam Al-Qur'an berapa kali?

Apa sudah bisa baca kitab?

Macam-macam dan lain sebagainya, sehingga lahirlah suatu kebanggaan. 

Apapun motifnya tapi pertanyaan semacam ini zaman sekarang sudah langka. Paling-paling yang ditanya kalau anaknya dilamar orang;

Anakmu kerja di mana?

Gajinya sebulan berapa?

Kendaraannya bebek atau apa?

Yang kita pertanyakan berkisar di seputar materi, kerja job, sosial dan lain sebagainya. Perkara bisa baca Quran atau tidak Nomor 18, perkara sembahyangnya rajin apa tidak Nomor 36.

Saudara hadirin..

Akibatnya terjadi pergeseran nilai, makannya mendidik anak menurut tuntunan Qur'an adalah seperti yang diberikan contoh oleh Lukmanul Hakim, yang diceritakan dalam Surah Luqman, mulai ayat 11.

Dan selanjutnya apa? Pendidikan!

Pertama yang harus kita berikan kepada anak pertama; 

Wahai Anakku jangan sekali-kali engkau menyekutukan Allah, jaga tauhid, pelihara Iman mantapkan aqidah.

Ini dasar yang pertama, belum lagi anak mengenal berbagai macam disiplin ilmu. Yang pertama ditanamkan tauhid, hal ini yang mendasari kehidupan ini yang akan menjadi mewarnai dan menjadi warna dari kepribadian seseorang. Sentuhan jiwa tauhid di dalam diri si anak, belum lagi sempat dia kenal yang lain, yang pertama yang kita tanamkan, kita wariskan-kita berikan;

Jangan sekali-kali menyekutukan Allah nak...

Kalau ini sudah tertanam ini, sudah merupakan satu fondasi yang kuat. Selebihnya nanti tinggal melihat bakat si anak, kemana dia harus dididik! Ini yang terpenting nilai Iman lebih dahulu tanamkan.

Dan untuk menghancurkan nilai keimanan saudara-saudara, saya katakan ingatkan kepada hadis diawal tadi;

Dikepung kita dari berbagai macam penjuru, agar bisa melepaskan nilai-nilai iman dan keyakinannya. Ini proses pendangkalan akidah, ditanamkan keraguan kepada agama, ditanamkan rasa malu beragama, salat malu, baca Qur'an malu, berangkat kemesjid malu, pakai jilbab malu.

Baca Juga Sebelumnya: ✔ Ceramah Ust KH. Zainuddin MZ Nyata Di Masa Sekarang

Ditanamkan rasa malu beragama, sehingga bertahap, sedikit demi sedikit kita mulai berpisah dengan kehidupan beragama, yang ditanamkan hal yang sedemikian rupa, dari berbagai macam penjuru dihantam, akidah-akidah dihantam dari segi peradaban dan kebudayaan.

Di perbanyaklah peradaban dan kebudayaan yang bukan mendekatkan kita dengan agama, malah mendekatkan kita dengan neraka, menjauhkan kita dari agama, menjauhkan kita dari nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh orang-orang tua kita terdahulu.

Adalah kewajiban kita yang pertama;

Mendidik anak menanamkan roh/jiwa dan semangat tauhid didalam diri mereka.

Salam - Juragan Doa


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel