✔ Kisah Orang Tua Sholeh Yang Masuk Neraka - KH Zainudin MZ - Juragan Do'a -->

✔ Kisah Orang Tua Sholeh Yang Masuk Neraka - KH Zainudin MZ

Daftar Isi [Tampil]

Juragandoa.blogspot.comKisah Orang Tua Sholeh Yang Masuk Neraka - Baik dia bernama materil, baik dia bernama seksuil, baik dia bernama pangkat, jabatan dan kedudukan,  berlomba-lomba kita di dalamnya.

Sampai terpaparlah penyakit hubbud-dunya didalam hati ini, berurat dan berakar dunia itu sulit dan berat kita berpisah daripadanya, akibatnya kemauan untuk berbuat demi dan atas nama agama sangat sulit terwujud di dalam kehidupan ini.

2. Takut Mati

Yang kedua "Karohiyatul maut"  terlalu takut kepada mati, baik mati dalam artian yang sebenarnya, baik mati usahanya,  baik mati karirnya, baik mati pangkat dan jabatannya. Sehingga dengan demikian akibatnya jatuhlah kita menjadi umat yang kehilangan wibawa di mata orang lain.

Kisah Orang Tuah Sholeh Yang Masuk Neraka

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah..

Saya katakan tadi, perang yang kita hadapi di zaman sekarang adalah perang aqidah, perang menghadapi peradaban dan kebudayaan yang menghancurkan moral daripada anak-anak kita, perang menghadapi banjirnya maksiat dan munkaroot yang di tengah-tengah itu. Disamping berkewajiban menjaga diri dan keluarga kita pun juga berkewajiban menjaga anak-anak kita generasi yang akan datang, mengarahkan dan mendidik mereka Sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah subhanahuwata'ala.

Baca Juga: ✔ Ceramah Ust KH. Zainuddin MZ Nyata Di Masa Sekarang

Oleh sebab itu pada pertemuan kali ini yang akan saya bicarakan ialah, bagaimana idealnya seorang muslim lebih dahulu memberikan pendidikan kepada anak-anaknya di tengah satu situasi dan kondisi, dimana serbuan datang silih berganti melanda dan menghantam umat Islam, kemana anak-anak kita ini harus kita Arahkan? Karena kita orang tua mempunyai tanggung jawab.

Anak adalah amanah, menyia-nyiakan amanah adalah dosa. Dan dosa itu merupakan satu dosa yang besar, bahkan orangtua bisa saja masuk neraka kalau tidak bertanggung jawab tentang anak-anaknya.

Satu riwayat menjelaskan, ada orang soleh, ngajinya cukup, salatnya cukup, puasanya cukup, zakatnya cukup.  Dimana ada majelis taklim pasti hadir, baca Qur'an hobi, fitnah orang tidak pernah.

Di akhirat setelah disidang dia ternyata lebih banyak kebaikannya, daripada kejahatannya maka diapun diperintahkan dan dipersilahkan masuk ke dalam surga.

Giliran anaknya disidang dan ditanya;

Siapa Tuhanmu? "Tidak tahu"

Siapa Nabimu? "Tidak tahu"

Kitabmu? "Tidak tahu"

Kamu pernah salat? "Tidak"

Zakat? "Tidak"

Puasa? "Tidak"

Judi? "Hobi"

Zina? "Tiap malam"

Berat, brengsek kamu! Kebaikan tidak ada barang sedikitpun, sementara kesalahan dan dosa berlipatganda, kamu Neraka

Anak ini protes! 

"Benar saya tidak kenal Siapa Tuhan saya"

"Saya tidak tahu siapa Nabi saya"

"Saya tidak tahu kitab suci dan kiblat saya"

"Saya tidak salat, tidak zakat, tidak puasa"

"Tiap malam saya Judi, saya zina, saya mabuk"

"Tapi saya kerjakan semua itu karena saya tidak tahu, dan orangtua saya tidak pernah memberitahu saya"

"Dia enak-enakan hadir di majelis taklim, saya nyekek botol didiamin saja"

"Dia enak-enakan baca Quran saya zina diamkan saja"

"Saya bukan tidak mau!"

"Orang tua saya sama sekali tidak pernah mendidik saya, dia mau benar sendiri"

"Maka kalau sekarang saya harus masuk ke dalam neraka, saya menuntut agar orangtua saya ikut sama-sama bergabung dengan saya ke dalam neraka"

"Gara-gara dia tuh saya jadi begini!"

Orang tuamu yang mana?

"Ituh yang barusan mau ke sorga!"

Ini orang tua yang sudah mau berangkat ke surga dipanggil 

Sebentar dulu Mas, ini ini benar anak kamu?

"Iya pak"

Baca Juga: ✔ Wanita Terbaik Menurut Rasulallah

Waktu di dunia kamu tidak pernah ajarin dia ngaji, sampai dia tidak kenal Tuhannya, tidak kenal nabinya, tidak kenal kiblat dan kitab sucinya, tidak salat Kamu diamkan saja, dia tidak puasa, tidak zakat kamu bersikap masa bodoh?

Bahkan dia judi, dia zina, dia mabuk kamu pun berdiam diri saja? 

Pak Tahukah kamu bahwa anak ini adalah amanah, menyia-nyiakan amanah artinya khianat dan khianat  adalah dosa yang sangat besar! Kamu tidak bertanggungjawab, maka kamu, anakmu gabung ke dalam neraka!.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah..

Itu sebabnya Allah berfirman; 

"Orang-orang yang beriman jaga dirimu dan keluargamu, istri anak orang-orang yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban kita, jaga dan pelihara mereka dari api neraka"

Saudara-saudara kaum muslimin..

Lalu kalau kita orang-orang tua yang hidup di zaman sekarang ini sudah sering beristighfar, mengurut dada melihat situasi membaca peta keadaan, konon tantangan yang akan dihadapi oleh anak-anak kita, 15, 20, 25 tahun yang akan datang. Jauh lebih berat dari apa yang kita hadapi sekarang ini.

Maka adalah wajar jika kita sebagai orangtua yang cinta kepada agama, cinta kepada anak-anak kita berpikir untuk mewariskan nilai-nilai yang luhur ini kepada anak-anak kita, generasi yang akan datang.

Bagaimana pada mulanya kita harus mendidik mereka, mari kita telusuri apa yang dicontohkan oleh al-qur'anul Karim orang-orang tua bijaksana yang diceritakan dalam Alquran.

Kalau sudah berpikir tentang anak-anaknya, generasi yang akan datang pendidikan pertama yang diberikan kepada anaknya ternyata adalah persoalan akidah.

Nabi Ibrahim, pertanyaan yang paling merisaukan beliau buat anak cucunya ialah; Bisa lihat surah al-baqarah ayat 133.

"Anak-anakku, kalau pada satu saat nanti, aku ayahmu ini sudah tidak ada lagi meninggalkan kamu semua, meninggalkan kehidupan dunia ini, apa yang akan kamu sembah nak?.."

Kalau Ayah sudah tidak ada lagi, jikalau ayahmu sekarang masih rajin ke mesjid melakukan rukuk dan sujud dan membaca Quran, kalau satu saat ayahmu meninggalkan dunia ini masihkah engkau mau ke dalam masjid? Masihkah engkau rukuk dan sujud? 

Apa yang akan kamu sembah? Kalau aku ayahmu tidak ada lagi nak..

Ditanamkan bukan hanya keyakinan bertauhid, sekaligus juga menyembah kepada Allah yang kita yakinkan dengan Tauhid itu tadi.

Bukankah berbeda dengan kita, kebanyakan orang tua sekarang kita tidak pernah berpikir "Mata budu'na mimbadi" Kalau bapak tidak ada kamu nyembah apa?

Kita orang tua sekarang pagi-pagi malah berpikir "Matakuluna mimba'di" Kalau bapak enggak ada kamu nanti makan apa nak?..

Bukan nyembah apa yang kita pertanyakan, bukan nyembah apa yang kita kawatirkan makan apa nak?..

Maka yang dicari lalu sekolah-sekolah yang bonafid, yang tidak peduli apakah itu merusak imannya, mematikan aqidahnya, menghancurkan keyakinannya. Yang penting ada jaminan hari depan bisa dapat lapangan kerja.

Akibatnya berduyun-duyun orang-orang tua muslim menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang bukan Islam, yang nyata-nyata membahayakan aqidahnya.

Dilirik dengan kultur dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai agamanya, bukankah ini berarti merelakan anak untuk dikafirkan? Bukankah ini artinya menyerahkan anak untuk ditulis menurut selera para pendidik yang tidak sesuai dengan nilai akidah yang dimilikinya?

Mengapa kita tidak berpikir seperti Nabi Ibrahim, yang sebelum memberikan pendidikan kecerdasan, sebelum pendidikan matematika, dan disiplin ilmu lainnya yang pertama ditanamkan "Kalau ayahmu tidak ada kamu menyembah apa?"

Menyembah Allah? Apa nanti malah menyembah harta! 

Menyembah Allah?  Apa nanti malah mendewa-dewakan pangkat dan jabatan!

Menyembah Allah? apa malah nanti menyembah alam!

Itu yang dikhawatirkan Nabi Ibrahim kepada generasi yang akan datang

Dan itu yang seharusnya mengkhawatirkan kita kepada anak-anak kita, generasi yang akan datang. Lihatlah serbuan aqidah di zaman sekarang ini, dimanfaatkan kemiskinan kita umat Islam, diberikan kita tawaran berupa pakaian, obat-obatan, kalau perlu beasiswa. Asal bisa melepaskan keislaman kita ini bertahap bertahap, sedikit demi sedikit, step-by-step.

Salam - Juragandoa


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel