✔ Kasih Sayang Kepada Sesama Muslim Adalah Ciri Pengikut Rasulallah - Juragan Do'a -->

✔ Kasih Sayang Kepada Sesama Muslim Adalah Ciri Pengikut Rasulallah

Daftar Isi [Tampil]

Ciri Pengikut Rasulallah Kasih Sayang Kepada Sesama Muslim - Mereka galak kepada orang kafir, tegasnya bukan main, tapi kembali ke dalam kembali kepada sesama muslim, kasih sayang setengah mati.

Saling asah-saling Asih-saling asuh. Saling mengalah buat kepentingan yang lain, ini sudah dicontohkan dalam sejarah! Ketika Rasulullah dan para sahabat hijrah ke Madinah, orang Madinah yang menyambut kedatangan orang Mekkah yang disebut ansor, nah orang-orang Mekkah ini yang hijrah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.

Apa yang dilakukan orang Madinah menyambut kedatangan orang Mekkah, mentang-mentang mereka orang asli Madinah? Tolak pinggang!! Kamu kemari pendatang ya!.. Awas jangan bertingkah! TIDAK!!!

Ciri Pengikut Rasulallah Kasih Sayang Kepada Sesama Muslim


Masing-masing malah mencari saudara, karena apa? Persaudaraan dalam Islam diikat dengan Akidah!Artinya ini darimanapun orang datang, apapun warna kulitnya, bahasa apapun yang dia pakai. Jikalau aqidahnya sama, dia saudara kita.

Baca Juga Ceramah Sebelumnya:  ✔ Ciri Pengikut Rasulallah Bersikap Tegas Kepada Orang Kafir - Ceramah Zainudin MZ

Terus terang saja, banyak orang-orang yang tidak senang kalau melihat umat Islam sampai bersatu, maka segala macam cara mereka lakukan, agar kita Jangan bersatu. Terang-terangan menghantam Islam tidak mungkin orang berani.

Kenapa?.. 

Saya pikir sebodoh-bodohnya umat Islam dia masih fanatik sama agamanya, dia masih sanggup bilang; 

"Mas gue emang ngak sembahyang, tapi agama gua lu hina.. Gua bacok lu!!!"

Itukan positif fanatisme agama namanya

Maka orang menghantam Islam lalu enggak berani terang-terangan, caranya belajar dari Vanderplas belajar dari Slow Growth.

Mau menghantam Islam, masuk ketengah-tengah umat Islam! Pakai peci, kalau perlu pakai sorban dan  bisa Assalamualaikum, latihan untuk menghantam Islam dari dalam.

Caranya; Kalau perlu dibuatkan merek-merek Islam, tapi tujuannya bikin kacau dalam Islam. Muncullah yang namanya Islam ingkar sunnah, muncul yang namanya Islam sejati, Islam.. Islam.. Islam.. mereknya Islam. Tujuannya bikin kacau dalam Islam.

Kalau dia sudah mengkafirkan orang lain yang tidak sepaham dengan dia, tidak mau bermakmum kepada orang yang ngk sepaham dengan dia.

Kalau cara ini tidak kena, mereka putar lagu lama, apa lagu lama itu? Lagu Khilapiyah.. Itu lagu lama, supaya kita sengketa sesama kita, mempersoalkan hal-hal kecil. Waktu terbuang, energi habis untuk mempermasalahkan hal yang tak pernah kunjung selesai.

Sering kejadian di kampung-kampung, yang satu pakai kunut yang satu tidak, lalu pindah RT. Yang satu Adzan sekali Jumatan, yang satu Adzan 2 kali, lalu bangun Masjid lagi.  Yang satu menggunakan spekaer yang satu tidak, asah golok.

Persoalan yang semacam ini sampai kiamat tidak akan kunjung selesai.

Baca Juga Ceramah Sebelumnya:  ✔ Kisah Lukmanul Hakim Mengajar Anaknya Hidup Pada Masa Nabi

Oleh karena itu potensi yang besar ini tidak tersalurkan dengan wajar, karena kita centang perenang di dalam. Tidak pandai menjaga kesatuan dan persatuan sebagai modal dasar untuk berbuat yang lebih baik.

Lebih baik kita ini mencari titik-titik persamaan, dan bukan memperbesar pola perbedaan. "Rohama Bainahum" Kasih sayang sesama mereka.

Imam Ghazali memberikan contoh sbb;

"Hai umat Islam hiduplah kamu seperti dua tangan, saling asah-saling Asih-saling asuh. Saling mengalah buat kepentingan yang lain"

Coba lihat dua tangan kita rukunnya bukan main, tangan kanan maju kedepan, kata yang kiri; oke saya mengalah. Dia mundur kebelakang.

Kiri didepan kata kanan; Sekarang giliran saya ngalah, dia mundur kebelakang. Akhirnya kita jalan lenggang, enak untuk dilihat orang. 

Coba kalau nggak ada yang mau ngalah, tangan kanan ke depan, kata yang kiri; Gue juga bisa! Dia ke depan lagi. 

Kaya robot kita jalan, lalu mekanisme kerjanya; Tangan kanan kerjanya bagus-bagus, Salaman, tangan kanan! Tanda tangan.. Tangan kanan! Hitung2 dengan tangan kanan, ambil kue dengan tangan kanan. Tangan kiri enggak pernah protes, tahu posisi. "Memang tugas saya bidang pembersihan" Ia membersihkan apa aja dilakoni.

Artinya apa ini? Yang satu dengan yang lain, saling memperkuat! Walaupun komposisinya berbeda.

Dicontohkan dalam perjalanan kehidupan Sahabat Nabi yang paling terkenal itu ada Empat Orang;

1. Sayyidina Abubakar Siddiq

2. Sayyidina Umar Bin Khatab

3. Sayyidina Utsman bin Affan

4. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib

Ke-4 sahabat ini kalau kita lihat komposisinya, keahliannya lain-lain. 

- Ada Sayyidina Abubakar

Sahabat merangkap mertua, kalau bahasa sekarang Abubakar ini disebut Kyai diplomat.  Karena beliau orang alim, disebut diplomat karena pandai bersiasat ahli politik, kemampuan berpolitiknya digunakan buat kepentingan Agama.

Sebab siapapun yang berpolitik untuk kepentingan Agama, tentu kita doakan. Tetapi siapa pun yang jual agama untuk kepentingan politik, kita juga berdoa! Cuma tentu doanya lain dengan yang berpolitik buat agama tadi.

Saudar hadirin yang saya hormati

- Ada Umar bin Khatab 

Ini kalau sekarang disebut Imam Jenderal, ini Imam tapi jenderal, jenderal tapi Imam. Kenapa? Imam karena dia mampu memimpin jamaah di masjid! Kenapa Jendral? Karena dia sanggup memimpin tentara di medan perang, kegagahannya-keberaniannya-keperkasaannya digunakan membantu perjuangan Rasul.

- Ada Utsman bin Affan

Santri, Ekonom. Kenapa santri? Karena dia orang kaya! Kenapa ekonom? Karena dia pengusaha bergerak dibidang bisnis, keuntungan usahanya untuk membantu perjuangan Rasul ada Ali bin Abi Tholib. 

Tokoh muda tapi intelek, masih muda tapi rela mengorbankan nyawa demi keselamatan Rasul di dalam hijrahnya. Alangkah nikmatnya umat Islam ini kalau punya Kyai, diplomat, Imam, Jenderal, santri, Ekonom, Pemuda intelek.

Masing-masing bekerjasama menunjang untuk kepentingan agama, "Rohama bainakum"  Kasih sayang di antara sesama mereka.

Seperti mobil, mobil itu baru bisa jalan dengan baik kalau seluruh onderdilnya kompak, kalau yang satu sudah merasa dirinya lebih penting dari yang lain, alamat mobil udah deket mogok. Misalnya yang jadi bensin nyombong, kalau enggak lantaran saya enggak bakalan jalan nih Mobil. Bannya denger sombong kata Ban, sombong kamu Bensin, apa kamu kira kamu saja yang penting, saya tersinggung kata Ban, lalu kempes.

Kira-kira kalau ban kempes jalan enggak mobil?

Begitulah Ummat ini kayak satu bangunan, ada yang jadi Jendela, Pintu, Tiang, Genteng dan sebagainya. Tetapi satu sama lain hendaknya saling memperkuat, Kita ini pernah diramalkan oleh Nabi;

"Hati-hati satu saat akan datang di tengah-tengah kamu, gimana keadaanmu waktu itu seperti makanan di meja makan"

Coba bayangkan! Menurut Rasul satu saat kondisi umat Islam akan seperti makanan di atas meja, yang barat mau makan! Yang Timur mau santap! Yang Selatan mau ganyang! Yang Utara mau injak- injak.

 Satu saat kondisi umat Islam akan seperti itu, heran sahabat;

Ya Rasulallah.. Kok kita bisa dikepung begitu rupa, apa pada waktu itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah? Tidak! Jumlahmu pada waktu itu banyak, besar, kamu mayoritas! Cuma sayang, tetapi keadaanmu waktu itu seperti busa di lautan, banyak tapi centang perenang, banyak tapi tidak punya daya dan kekuatan, dipermainkan gelombang lautan, dihempaskan ke tepian pantai tanpa punya makna dan arti.

Mayoritas tapi nasibnya ironi, lantaran apa ini? Kita tidak pandai menjaga kesatuan dan persatuan prinsip "Rohama bainahum" Kasih sayang di antara sesama mereka belum bisa kita wujudkan.

Oleh karena itu, hadirin yang saya  hormati..

Identitas yang kedua ini mari kita tegakkan! Menggalang kesatuan dan persatuan untuk kejayaan Agama yang kita.

Soal posisi silahkan berbeda, soal profesi silahkan berbeda, tetapi hendaknya perbedaan ini tidak menyebabkan persimpangan tujuan, satu sama lain saling memperkuat Identitas, yang kedua di bawah kita sudah diikat dengan akidah.

Tidak oleh ras, warna kulit, suku, bahasa tetapi oleh aqidah! Satu kali orang sudah sahadat dia adalah saudara kita.

Sudah lewat masanya gimana kita umat Islam ini di kotak-kotakan, dan sudah datang waktunya dimana kita bersatu saling menunjang, saling membantu sehingga dengan demikian terwujudlah suatu masyarakat yang diikat dengan nilai-nilai aqidah.

Ini yang kedua KASIH SAYANG kepada sesama muslim.

badan itu kalau yang satu sakit yang lain kan akan ikut merasa sakit, Saudara jalan tengah malam, ibu jari tersandung batu, bletak.. Begitu ibu jari tersandung batu kontan darah keluar, mulut bilang "Aduh!" Kepala ikut pusing, enggak pakai diundang. 

Solidaritas sosial yang terjadi secara reflektif, tidak ada ibu jari tersandung mulutnya malah ngomel; "Rasain lu" masa nyumpahin badan sendiri kan tidak mungkin, tapi ini yang terjadi kita lihat akibat apa? Tidak terwujudnya solidaritas sosial yang bersifat reflektif tadi.

Inilah saudara-saudara..

Identitas yang kedua ciri-ciri pengikut Nabi Muhammad SAW


Salam - Juragan Doa

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel